MATERI OPINI PUBLIK DAN PROPAGANDA
Opini Publik dan Fungsinya :
•Opini
Publik
= Kebebasan,
keterbukaan, ide, keinginan, keluhan, kritik.
•Fungsi
OP :
a.Membuat lembaga/organisasi
mengalami perbaikan dan perubahan demi kepentingan bersama
b.Mengembangkan kelangsungan hidup
lembaga/organisasi
Opini Publik Berkualitas :
1.Tanamkan kepercayaan pada publik
2.Bersikap terbuka untuk menerima segala
masukan
3.Publik bisa mengerti dan menerima pesan
tersebut secara terbuka dan sepaham
(Efektif)
Metoda Opini Publik :
•Bahasa harus tepat, mudah
dimengerti, memungkinkan adanya tanggapan, keterbukaan untuk bertanya, kritik
atau usulan
•Pesan harus jelas, transparan,
jujur
•Bentuk dan isi harus sesuai dengan
kelompok yang dituju
•Isi berita sesuaikan dengan
kebutuhan publik
Diagram Proses Pembentukan Opini :
A.Pemberitaan umum dan opini publik
DIAGRAM |
B.Budaya yang melatarbelakangi
(1 arah)
C.Realitas/aktualitas yang melatar
belakangi publik (norma yangberubah)
(1 arah)
D.Pimpinan (Opinion leader) (2 arah)
E.Penerangan Pimpinan (Pemerintah)
(2 arah).
OPINIPUBLIK DAN PROPAGAND :
Pengertian Propaganda
•Berasal
dari
kata
Conge
ratio de propaganda fide atau Congregation
for the Propagation of Faith (1622)
•Laswell
(1927), Propaganda semata merujuk
pada
kontrol
opini
dengan
simbol-simbol
penting,
atau
berbicara
lebih
konkret
dan
kurang
akurat
melalui
cerita,
rumor, gambar,
berita
atau
bentuk-bentuk
komunikasi
sosial
lainnya.
(persuasi)
•Roger
Brown (1958) membedakan
antara
propaganda dan
persuasi.
Usaha-usaha
persuasif
disebut
propaganda bila
bermanfaat
bagi
yang melakukan
persuasi
tapi
tidak
bagi
objek
persuasi.
Alat-Alat Propaganda
1. Name Calling
Pemberian label buruk pada suatu gagasan, dipakai untuk membuat kita menolak dan mengutuk ide tanpa mengamati bukti .
Contoh: Penamaan “Teroris” dan “Terorisme” oleh pemerintah US
2. Glittering Generality
Menghubungkan sesuatu dengan kata yang baik , dipakai
untuk membuat kita menerima dan menyetujui sesuatu
tanpa memeriksa bukti.
Contoh : Nama produk dan promosi seperti, Indomie.
4.
Testimoni
Memberi
kesempatan
pada
orang-orang
yang menggagumi
atau
membenci
untuk
mengatakan
bahwa
sebuah
gagasan
atau
program atau
produk
seseorang
itu
baik
atau
buruk
5. Plain Folks
Metode
yang dipakai
oleh
pembicara
dalam
upayanya
meyakinkan
audiens
bahwa
dia
dan
gagasannya
adalah
bagus
karena
mereka
bagian
dari
rakyat.
Contoh:
Kampanye
politik
seperti
Iklan
Politik
Prabowo.
6. Card Stacking
Pemilihan
dan
pemanfaatan
fakta
atau
kebohongan,
ilustrasi
atau
penyimpangan,
dan
pernyataan-pernyataan
logis
atau
tidak
logis
untuk
memberikan
kasus
terbaik
atau
terburuk
pada
sebuah
gagasan
program, orang
atau
produk
Contoh
:
-Potongan-potongan
gambar
pada
berita
-Iklan
film bioskop
-Iklan
Televisi
dimana
mewawancarai
rakyat
biasa,
yang dimasukkan
ke
dalamnya
hanya
wawancara
yang positif.
7. Bandwagon (Theme)
Usaha
untuk
meyakinkan
bahwa
semua
anggota
suatu
kelompok
dimana
masyarakat
menjadi
anggota-nya
menerima
program-nya,
dan
sebaiknya
menggabungkan
diri
dengan
kelompok
tersebut
Contoh :
•Iklan
Sara Lee dengan Tag Line “Nobody doesn’t like Sara
Lee”
•Iklan
minuman ringan pepsi yang mengatakan bahwa seluruh generasi meminum produk tersebut.
Faktor Efektifitas dalam Propaganda
•Karakteristik
Penerima
Pesan
•Tingkat
Pendidikan
•Sikap
Awal
Terhadap
Topik
•Latar
Belakang
(Sepakat
Atau
Tidak)
Opini Publik dan Propaganda
•Opini
Publik
dan
Propaganda mempunyai
hubungan
yang erat
dan
tidak
dapat
dipisahkan.
Laswell
(1927) mengemukakan
bahwa
propaganda semata-mata
alat
pengontrol
bagi
Opini
Publik.
Propaganda dilakukan
untuk
memengarui
atau
mengontrol
Opini
Publik
yang menjadi
sasaran
propaganda
•Opini
publik
termasuk
perubahan
sikap
dan
perilaku
merupakan
sasaran
bagi
para
propagandis.
•Dalam
prosesnya
biasanya,
opini
publik terhadap
suatu
isu
dipersiapkan
terlebih
dahulu,
kemudian
dilontarkan
(dipropagandakan)
untuk
mempengaruhi
publik.
•Dalam
perkembangannya,
opini
publik
yang dibentuk
lewat
propaganda digunakan
pihak-pihak
tertentu
yang tidak
bertanggung
jawab.
•Di
Indonesia banyak
contoh
bahwa
propaganda digunakan
secara
tidak
bertanggung
jawab.
Mulai
dari
kasus
Dwi
Fungsi
ABRI, mayoritas
tunggal,
sakralisasi
Pancasila
juga
termasuk
penggunaan
agama dalam
mendukung
dan
mengabsahkan
kekuasaan
politik.
Komentar
Posting Komentar