CONTOH TUGAS STATISTIKAPENGUMPULAN DATA

          







PENGUMPULAN DATA

1.1 Pengertian Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
Untuk statistika induktif diperlukan statistika induktif diperlukan statistika deskriptif yang benar dan untuk hal terakhir diperlukan data.data yang harus betul-betul “jujur” kebenarannya harus dapat dipercaya. Maka dilakukan dengan jalan sensus dan sampling.
Sensus adalah cara pengumpulan data seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu. Sensus merupakan cara pengumpulan data yang menyeluruh. Data yang diperoleh sebagai hasil pengolahan sensus disebut data yang sebenarnya (true value). Perlu diperhatikan, bahwa sensus itu mahal biayanya yang memerlukan banyak tenaga dan waktu yang lama. Sebetulnya cara ini tidak efisien. Oleh karena itu menurut rekomendasi PBB, kepada para negara anggota, sensus penduduk cukup sekali dalam 10 tahun (Indonesia menyelenggarakan sensus penduduk pada tahun 1961,1971, 1980), sensus industri dan pertanian masing-masing cukup sekali dalam 5 tahun.
Sampling adalah cara pengumpulan data, kalau yang diselidiki adalah sampel dari suatu populasi. Data yang diperoleh dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimate value). Jadi kalau dari 1000 perusahaan akan diselidiki hanya 100 saja, maka hasil penyelidikan dari 100 perusahaan tersebut merupakan suatu perkiraan. Misalnya, perkiraan jumlah karyawan, perkiraan jumlah produksi, perkiraan jumlah modal, perkiraan rata-rata modal, perkiraan rata-rata gaji karyawan per bulan, dsb.

1.2 Jenis data

Jenis data dapat dibedakan kedalam 2 bagian yaitu :

1.2.2 Kualitatif

Data  unit elementernya dalam bentuk kategori seperti jenis kelamin, pendidikan, warna, suku dan sebagainnya.

1.    Nominal

Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan kategorisasi atau klasifikasi (Tak Terurut), posisi data setara, tidak bisa dilakukan operasi matematika ( +, - , x, : ).
Contoh : Golongan darah (A, B, O, AB), Jenis kelamin (Laki-laki, Perempuan), Jenis Pekerjaan (Wiraswasta, PNS, Buruh)

2.    Ordinal

Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasfikasi,tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan, (Terurut),posisi data setara, tidak bisa dilakukan operasi matematika ( +, - , x, : )
Contoh : Ukuran baju (S, M, L, XL).


1.2.1 Kuantitatif

Data yang berbentuk (metric) seperti jumlah penjualan,berat badan, jarak dalam ukuran kilometer dan lain sebagainnya.
Data kuantitatif dikelompokan dalam 2 jenis :
1.      Diskrit :
Data yang diperoleh dengan cara mencacah atau menghitung.
Contoh : jumlah mesin,jumlah pengunjung.
2.      Kontinu :
 data yang nilainya diperoleh dari hasil pengukuran.
Contoh : berat badan,tinggi badan.

A.    DATA INTERVAL:
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak antara dua titik skala sudah diketahui. (Titik Nol)
0 ͦ C ≠ 0 ͦ F
B.     DATA RASIO :
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut.
(Titik nol pada titik asalnya)
0 cm = 0 Inch

1.3 Cara Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel, yakni cara acak (random) dan bukan acak (non-random).

1.3.1 Sampling dengan pengembalian

Sampling dengan pengembalian setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil, contoh : empat huruf yang pertama yaitu A, B, C, dan D; N=4 dan n=2 maka sampel yang mungkin seluruhnya ada Nn = 42 = 16; hasilnya : {AA,AB,AC,AD,BA,BB,BC,BD,CA,CB, CC,CD,DA,DB,DC,DD}

1.3.2 Sampling tanpa pengembalian

Sampling tanpa pengembalian, anggota yang telah terambil tidak disimpan kembali ke dalam populasi. Misal lima huruf pertama A, B, C, D dan E, sampel dengan n=2 akan diambil tanpa pengembalian, hasilnya : {AB,AC,AD,AE,BC,BD,BE,CD,CE dan DE}
Selain itu didalam statistika juga dikenal dengan Unit Sampling.  Unit sampling adalah unit terkecil dari objek pengkajian.  Contoh untuk mempelajari tingkat pengangguran suatu kota, maka perlu ditentukan masyarakat yang mana yang tidak mempunyai pekerjaan.

1. 4 Terminologi

1.4.1 Elemen

Elemen adalah anggota dari populasi yang akan dipelajari atau unit yang digunakan untuk mendapatkan informasi.  Jika 500 pialang ada di Bursa Efek Jakarta akan dijadikan populasi yang akan diteliti, maka setiap pialang ini disebut sebagai elemen. Jika ada 500 mesin yang harus diperiksa maka terdapat 500 elemen dalam populasi. Apabila perhitungan dilakukan terhadap seluruh elemen dalam populasi maka kegiatan ini disebut sebagai sensus Individual atau benda seperti ini disebut juga unit elementer.

1.4.2 Unit Sampling

Unit sampling adalah elemen yang tersedia untuk diseleksi di beberapa tahap proses sampling. contoh unit sampling dalam sampel rumah tangga, dan individu dalam rumah tangga.

1.4.3 Kerangka Populasi

Daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untukmengambil sampel.  Misal populasi target adalah Mahasiswa FEUSU. Jika peneliti menggunakan daftarmahasiswa FE USU, ada kemungkinan belummemuat mahasiswa baru maupunmahasiswa yang telah lulus.  Perbedaan antara elemen populasi targetdengan elemen kerangka sampel merupakansumber kesalahan yang berkaitan dengankerangka sampel.

1.4.4 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi.  Sampel berisikan subjek atau anggota yang dipilih dari populasi. Contoh adalah misalkan disuatu kelas seorang guru ingin mengetahui seberapa banyak siswanya yang menangkap pelajaran dengan baik dari 40 siswa dikelas tersebut, dan kemudian guru memimilih 20 siswa untuk diwawancarai, maka 20 siswa tersebut yang akan menjadi sampel penelitian.

1.4.5 Subjek

Subjek adalah anggota sampel sebagaimana halnya elemen dalam populasi.

1.5 Definisi Sampling

Sampling proses pemilihan sejumlah elemen populasi sedemikian rupa sehinga kajian terhadap sampel dan pemahaman terhadap karakteristiknya memungkinkan kita untuk melakukan kelompok terhadap karaketistik populasi.

ilustrasi gambar :






1.5.1 Alasan Sampling

Untuk melakukan analisis statistik diperlukan data,karenannya data perlu dikumpulkan, Bergantung pada berbagai faktor, untuk ini kadang-kadang dilakukan sensus,kadang-kadang dilakukan sampling. Sensus terjadi apabila setiap anggota atau karakterisitik yang ada didalam popilasi dikenai penelitian. Jika tidak,maka sampinglah yang ditempuh,yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya dikumpulkan

1.5.2 Keterwakilan Sampel

Memilih sampel yang tepat dalam sebuah penelitian bukanlah sesuatu yang mudah. Jarang sekali sampel yang diambil benar-benar bisa menjadi replika populasi yang dipelajari. Sebagai contoh, sedikit sekali rata-rata sampel () tepat sama dengan rata-rata populasi, demikian pula halnya dengan simpangan baku atau varians. Meski demikian, apabila kita bisa memilih sampel dengan cara ilmiah, maka kita bisa yakin bahwa taksiran yang kita buat berdasarkan sampel akan mendekati parameter populasi. Dengan cara ilmiah, kita juga dapat menentukan berapa besar peluang keyakinan bahwa parameter populasi akan masuk ke dalam interval tertentu.
Dalam statistika, sampel yang representatip adalah sampel yang diambil secara acak. Sampel yang diambil secara acak ini disebut pula sebagai sampel acak. Ciri dari sampel acak dapat digambarkan sebagai berikut :



1.      Semua anggota populasi harus masuk dalam prosedur pemilihan
2.      Setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel.
3.      Tidak ada satu cara pun untuk memprediksi elemen mana yang akan termasuk dalam anggota sampel.

Prosedur pengambilan sampel acak, bisa dilakukan dengan dua cara yakni sampling dengan pengembalian dan sampling tanpa pengembalian. Dalam sampling dengan pengembalian, subjek yang telah terpilih dikembalikan lagi ke dalam populasi sebelum pengambilan subjek selanjutnya dilakukan. Jadi dalam hal ini subjek yang telah terpilih masih mempunyai kesempatan untuk terpilih lagi. Contoh dari tehnik ini adalah penarikan nomor lotere, dimana nomor yang sama bisa muncul lagi pada penarikan selanjutnya. Sedangkan sampling tanpa pengembalian adalah suatu cara dimana subjek yang telah terpilih tidak dikembalikan lagi. Dalam pengumpulan data melalui kuesioner, cara ini tidak pernah dilakukan, karena adalah tidak mungkin untuk mendatangi responden dua kali dalam penelitian yang sama.

1.5.3 Desain Sampling

Disain sampling merupakan tipe metode/pendekatan yang digunakan untuk memperoleh unit-unit analisis studi. Desain sampel sebaiknya dipilih sesuai dengan tujuan penelitian atau didasarkan pada pengelompokan secara strata/klaster dari beberapa variabel yang ditentukan oleh peneliti.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam melakukan investigasi berdasarkan sampel adalah :

1.      Berapakah ukuran terbaik dari unit sampling?
2.      Berapa banyak unit sampling yang akan digunakan untuk mengetahui derajat presisi yang bisa dibuat dalam menaksir populasi?
3.      Sistem sampling apa yang akan dilakukan agar alokasi optimum dari unit sampling bisa dicapai?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah asumsi tentang populasi yang tidak diketahui, keacakan (randomness), seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, serta bias. Dalam menggunakan metode sampling suatu hal yang fundamental untuk dipahami adalah asumsi-asumi yang tidak dapat dielakkan tentang populasi yang akan dikaji. Olehkarena itu, perlu dicatat sebelumnya bahwa metode sampling tidak terlepas dari kesalahan. Metode ini digunakan tergantung pada sifat-sifat atau karakteristik bahan baku yang tersedia dari masalah yang sedang diamati.
Jika sampel yang telah diambil dari populasi bukanlah sampel acak, maka tidak ada satu penaksiran yang sahih yang bisa dibuat tentang parameter populasi. Namun, apabila sebuah sampel dipilih secara acak, maka akan memberikan hasil yang secara progesif mendekati nilai populasi sebagaimana ukuran sampel meningkat. Jika hasil yang diperoleh berbeda terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka dikatakan bahwa sampel tersebut adalah bias dan hasil penaksirannya disebut taksiran bias.

1.6 Metode sampling atau teknik :

 Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 :

1.6.1 Sampling Dengan Probabilitas

Merupakan teknik yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi unsur (anggota )populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

1.      Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)

Pengambilan sampel secara acak sederhana, ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Metode yang digunakan dengan cara (1) undian (digoncang seperti arisan), (2) ordinal (angka kelipatan), (3) tabel bilangan random.

2.      Sampling Acak Berlapis (stratifikasi)

Misal dengan siswa sebagai sampelnya, maka perlu ada klasifikasi gaji berdasar strata (misal Gaji  I, II dan III),



dari populasi = 1000 akan diambil sampel 20% à 200 (n =20% x 1000)
 = 50 Orang (Gaji Kecil)
 = 70 Orang (Gaji Sedang)
 = 80 Orang (Gaji Besar)

3.      Sampling Sistematis

Merupakan rancangan sampling yang memilki karakteristik bahwa unsur yang pertama dipilih secara random pada interval antara 1 dan N/n, kemudian unsur-unsur yang lain disesuaikan dengan rasio sampling (N/n).
Contoh:  Sebuah distro ingin mengetahui pelangganya lebih meyukai kaos, celana, jaket, atau sepatu. Ada 20.000 pelanggan dipilih 500 orang sebagai sampel.
Salah satu cara untuk menentukan sampel ini adalah menggunakan sampel sistematis carannya memilih 1 dari setiap 40 nama (caranya : 20.000/500=40).
1
.
.
40
41
.
.
80
81
.
.
120
121
160
.
.
20.000
10, 50, 90, 130, 170, 210, 250, -à sampai mencapai 500 sampel

4.      Klaster Sampling

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan sangat luas.
Contoh meneliti sekolah di bandung :
Tahap 1
20 sekolah bandung
Pilih sejumlah sekolah,misal 8 sekolah.
Tahap 2
8  sekolah = 80 kelas.
Pilih 25% = 20 kelas.(acak)
Tahap 3
20 kelas = 750 siswa
Pilih 10% = 75 siswa


1.6.2 Sampling Tanpa Probabilitas

Sampel Tanpa probabilitas adalah  sampling dimana penentuan sampelnya tergantung pada sipeneliti yang mengenal secara mendalam tergantung populasi yang dihadapinya,teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Secara garis besar ada dua desain sampling tanpa probabilitas yaitu :
sampling convenience dan sampling purposip .

1.                  sampling convenience

Convenience sampling adalah  Pemilihan sampel sesuai dengan keinginan peneliti. Sampling ini digunakan biasanya untuk riset eksplanatory atau uji coba kuesioner. Penggunaannya terbatas untuk situasi tertentu. Atau teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan mereka kepada peneliti.
Contoh : Sebuah wartawan  surat kabar bertanya kepada pambaca lewat kolom kuesioner di surat kabar tersebut. Tidak smua orang yang baca koran  punya minat pada masalah didalam kuesioner, atau punya waktu untuk menggunting kuesiomner dan mengirimkannya pada pos kendati gratis. Andai saja ada 5000 orang yang mengembalikan, tetapi kendati besar “sampel” itu tidak bisa secara akurat menggambarkan popoulasi. Mungkin saja kuesioner tersebut lebih punya nuansa menghibur ketimbang melakukan penelitian.

2.      Sampling Purposip

Sampling purposip adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kual;itas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Selain memperoleh data dari orang-orang yang bersedia dan senang hati memberikan informasi adakalanya diperlukan informasi yang berasal dari target-target khusus.

               Contoh: Penelitian tentang perilaku konsumen produk rokok Dji Sam Soe, maka orang yang dipilih dan akan diwawancarai atau calon responden adalah perokok atau yang menghisap rokok Dji Sam Soe.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Pengertian sengaja atau purposip adalah bahwa peneliti telah menentukan responden dengan anggapan atau pendapatnya sendiri sebagai sampel penelitiannya. Jenis sampling semacam ini dinamakan sebagai sampling purposip atau sampling yang berdasarkan pada tujuan-tujuan tertentu. Secara garis besar ada dua jenis sampling purposip yaitu sampling pertimbangan dan sampling kuota.

Sampling Pertimbangan adalah  sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan sesuai kebutuhan. Atau berdasarkan pertimbangan peneliti ,biasanya metode ini dilakukan oleh seseorang yang benar-benar ahli dibidangnya dan memiliki pengetahuan yang luas tentang karakteristik populasi yang akan dikaji,metode ini mungkin menghemat waktu dan tenaga, sampling pertimbangan dilakukan apabila orang-orang yang termasuk kategori yang diinginkan peneliti terbatas jumlahnya.
Contoh  : penelitian hanya mendapat kembali 30 % dari kuesioner yang dikirimkan. Berdasarkan pertimbangan tertentu ia memutuskan untuk menggunakan yang 30 % sebagai sampel yang representatif.Ia menganggap, atas dasar pertimbangannya bahwa mereka yang tidak mengembalikan kuesioner dan yang mengembalikan mempunnyai karakteristik yang sama dengan yang sedang diteliti.
Apabila sebuah sampel dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif seorang ahli, maka tidak ada suatu cara objektif untuk menilai hasil yang diperoleh karena reliabilitas hasil ini tergantung dari pertimbangan keahlian subjektif bukan berdasarkan kriteria objektif. meski demikian bukan berarti bahwa sampling pertimbangan merupakan prosedur sampling yang buruk.

3.      Sampling Kuota

Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Dalam sampling ini peneliti memilih sampel dari semua kelompok yang ada tanpa terkecuali termasuk kelompok minoritas, jumlah sampel dari setiap kelompok ditetapkan berdasarkan jumlah elemen populasi. Teknik penarikan sampel kuota merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan, peneliti tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental) .
Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama , Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang ditentukan.
Dimasa mendatang, sampling kuota akan memegang peran penting dalam pengkajian karakteristik masyarakat khususnya penelitian social karena perkembangan ekonomiyang begitu pesat,perubahan wilayah secara drastic dan perubahan struktur social.

1.7 Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer)  atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui observasi, wawancara, pengamatan dan sebagainya. Pada dasarnya pengumpulan data dapat dibagi kedalam lima cara yaitu :

1.7.1 Observasi

Pengamatan dan pencatatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga terlatih yang dilengkapi dengan sejumlah pedoman tentang objek yang diamati. Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

1.7.2 Inspeksi

Suatu kegiatan penilaian terhadap suatu produk. Dengan kata lain inspeksi adalah kegiatan operasional untuk memeriksa material atau part yang diperlukan oleh proses produksi untuk dapat memenuhi spesifikasi pada proses berikutnya atau memenuhi spesifikasi pelanggan sebelum produk tersebut dikirim.inspeksi digunakan manakala data yang dibutuhkan adalah tentang onjek itu sendiri, Misalnya : kita ingin mengetahui berat, komposisi atau kekuatan suatu produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.

1.7.3 Abstraksi dan Arsip

Jika analis yang kita lakukan melibatkan data yang telah lalu, maka pekerjaan seperti ini disebut sebagai meringkas data atau arsip. Kehati_hatian sangat diperlukan dalamn mengumpulkan data semacam ini, spesifikasi data yang ada dalam arsip harus sesuai dengan spesifikasi dari perkerjaan yang sedang dilakukan, khususnya yang menyangkut metode pengumpulan data dan unit pengukuran.

1.7.4 Kuesioner

Daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam . Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur. Dalam teknik ini data yang diinginkan merupakan jawaban dari daftar pertanyaan yang diajukan. Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Kelebihan dari teknik ini selain murah juga bias menghasilkan data yang cukup lengkap karena responden memiliki waktu untuk memilih jawaban yang tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah tingkat pengembalia ini hanya mencapai 50%,disamping itu menjawab tanpa panduan petugas bisa mengurangi tanggung jawab responden dalam memberikan jawaban.

1.7.5 Wawancara

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon. pewawancara biasanya dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dengan teknik wawancara bisa memakan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan teknik menggunakan daftar pertanyaan tertulis karena menyangkut tenaga pewawancara yang cukup banyak.
Wawancara terbagi atas 2 wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
  1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Wawancara Tatap Muka

Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
1.      Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
2.      Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
3.      Bisa membaca isyarat non verbal
4.      Bisa memperoleh data yang banyak
kekurangannya adalah :
1.      Membutuhkan waktu yang lama
2.      Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
3.      Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
4.      Pewawancara perlu dilatih
5.      Bisa menimbulkan bias pewawancara
6.      Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara via phone

Kelebihan
1.      Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
2.      Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
3.      Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
1.      Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
2.      Wawancara harus diusahakan singkat

3.      Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PENULISAN FEATURE TENTANG TOKOH

TEKNOLOGI MASA DEPAN 2050